Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pembelajaran Cooperative Learning

Cooperative Learning atau Pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada kerja sama tim dalam memecahkan masalah atau mencapai tujuan bersama. Dalam model ini, siswa dikelompokkan dalam tim yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Setiap anggota tim memiliki tugas dan tanggung jawab yang spesifik untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Slavin (2014), Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran di mana para siswa bekerja secara bersama-sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Dalam model ini, setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawab tertentu dalam kelompok, dan mereka saling membantu dalam memahami materi pembelajaran dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Para siswa juga saling memberikan umpan balik dan mengkaji ulang hasil kerja mereka untuk memastikan pemahaman yang benar. Dengan demikian, Cooperative Learning mempromosikan kolaborasi dan kerjasama antar siswa, serta mengembangkan keterampilan sosial dan kognitif yang diperlukan untuk sukses di dunia nyata.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penerapan Cooperative Learning:

  1. Pembentukan kelompok: Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota yang seimbang, dan para siswa dalam satu kelompok memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda.
  2. Pengenalan tujuan pembelajaran: Siswa diberi pemahaman tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan dijelaskan bagaimana kerja sama dalam kelompok dapat membantu mereka mencapai tujuan tersebut.
  3. Penugasan tugas: Guru memberikan tugas yang relevan dengan tujuan pembelajaran kepada setiap kelompok, dan memastikan bahwa tugas tersebut memerlukan kolaborasi dan kerjasama antar siswa.
  4. Penetapan aturan kelompok: Setiap kelompok membuat aturan sendiri yang berlaku untuk seluruh anggota kelompok, dan aturan tersebut mencakup tanggung jawab masing-masing anggota dan cara mengatasi masalah jika terjadi konflik.
  5. Pelaksanaan tugas: Setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, dengan mengaplikasikan keterampilan sosial dan kognitif yang telah dipelajari.
  6. Penilaian: Guru menilai hasil kerja setiap kelompok dan memberikan umpan balik yang konstruktif, serta memfasilitasi refleksi kelompok tentang proses pembelajaran yang telah dilalui.
  7. Evaluasi: Guru mengevaluasi efektivitas pembelajaran kooperatif dan memberikan perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di masa depan.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, Cooperative Learning dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan efektif bagi para siswa.

Kelebihan dari Cooperative Learning adalah:

  • Mendorong siswa untuk saling bekerja sama dan berinteraksi dengan baik dalam kelompok.
  • Memberikan kesempatan pada setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
  • Mendorong siswa untuk memecahkan masalah bersama-sama dan mencapai tujuan bersama.
  • Meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan sosial siswa.

Namun, Cooperative Learning juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:

  • Siswa yang kurang aktif dalam kelompok dapat menghambat kinerja kelompok secara keseluruhan.
  • Kemungkinan terjadinya konflik antar anggota kelompok jika tidak ada tata cara yang jelas dalam pembagian tugas dan tanggung jawab.
  • Waktu yang dibutuhkan untuk diskusi dalam kelompok dapat memakan waktu lebih lama daripada metode pembelajaran lainnya.
Penerapan Cooperative Learning dalam Kurikulum Merdeka dapat membantu siswa untuk belajar secara aktif dan kolaboratif, sehingga dapat meningkatkan motivasi, partisipasi, dan hasil belajar mereka. Selain itu, Cooperative Learning juga dapat mengembangkan keterampilan sosial dan kognitif yang diperlukan dalam kehidupan nyata, seperti kemampuan bekerja dalam tim, berkomunikasi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan bersama.

Referensi:

Slavin, R. E. 2014. Cooperative learning: Teori, riset, dan praktik (Edisi ke-2). PT Indeks.